Kabar ekonomi pada sesi perdagangan hari ini mata uang rupiah tampak mulai memasuki pola konsolidasi (29/08). Nilai tukar rupiah berhasil dijinakkan setelah bank sentral mengeluarkan beberapa kebijakan terkait investasi valas untuk menahan laju penurunan rupiah.
Terpantau pergerakan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) relatif datar hari ini, tidak seperti perdagangan sebelumnya yang selalu naik turun dalam rentang yang lebar.
Pada sesi perdagangan Kamis pada pembukaan pagi tadi dolar dibuka di Rp 10.930 per dollar AS. Posisi mata uang lokal ini sudah sempat mengalami kenaikan hingga mencapai level Rp10.913 per dollar AS. Akan tetapi saat ini rupiah tampak kembali ke posisi Rp10.940 per dollar.
Tertahannya penurunan rupiah tersebut tidak lepas pula dari kinerja bursa saham lokal yang mulai bergerak menguat sejak kemarin. Hari ini IHSG kembali melanjutkan kenaikan perdagangan kemarin yang sebesar 1.5 persen. Pada pembukaan perdagangan pagi tadi IHSG bertengger di atas level 4000 poin.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting menilai bahwa pergerakan rupiah masih berpotensi untuk melemah. Apabila ada sinyal yang makin jelas bahwa The Fed akan segera mengurangi stimulus, mata uang lokal ini bisa saja kembali mengalami tekanan jual.
Sementara itu untuk memperkuat kebijakan moneter yang dibuat pekan lalu, rapat Dewan Gubernur BI siang ini (29/9) memutuskan menaikkan BI rate sebesar 50 basis poin dari 6,5% menjadi 7%. Dewan Gubernur BI beranggapan tingkat suku bunga ini sesuai untuk mengamankan kestabilan serta mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 2014.
Tekanan dan ketidakpastian perekonomian global ke depan masih relatif tinggi, baik terkait dengan waktu dan besarnya pengurangan stimulus moneter oleh the Fed, penurunan harga komoditas, maupun perlambatan pertumbuhan dunia.
Sehubungan dengan itu, dalam RDG Bulanan tersebut Dewan Gubernur memutuskan menempuh langkah-langkah lanjutan untuk memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dalam pengendalian inflasi, stabilisasi nilai tukar Rupiah, penurunan defisit transaksi berjalan, serta penguatan ketahanan makroekonomi dan stabilisasi sistem keuangan.
Berbagai langkah kebijakan yang ditetapkan Dewan Gubernur BI tersebut disadari akan berdampak pada penurunan kinerja perekonomian dalam jangka pendek, namun diyakini dapat memperkuat kesinambungan perekonomian nasional dalam jangka menengah-panjang.
Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan FKSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan, khususnya dalam pengendalian inflasi, stabilitas nilai tukar Rupiah dan pasar keuangan, penurunan defisit transaksi berjalan dan kesehatan neraca pembayaran, serta penguatan manajemen risiko dan ketahanan sektor keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar