Kamis, 29 Agustus 2013

Saat Rupiah Masih Stagnan, BI Rate Dinaikkan 50 bps untuk Stabilkan Ekonomi

Rupiah Kamis Stagnan; Pasar Saham ReboundKabar ekonomi pada sesi perdagangan hari ini mata uang rupiah tampak mulai memasuki pola konsolidasi (29/08). Nilai tukar rupiah berhasil dijinakkan setelah bank sentral mengeluarkan beberapa kebijakan terkait investasi valas untuk menahan laju penurunan rupiah.

Terpantau pergerakan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) relatif datar hari ini, tidak seperti perdagangan sebelumnya yang selalu naik turun dalam rentang yang lebar.

Pada sesi perdagangan Kamis pada pembukaan pagi tadi dolar dibuka di Rp 10.930 per dollar AS. Posisi mata uang lokal ini sudah sempat mengalami kenaikan hingga mencapai level Rp10.913 per dollar AS. Akan tetapi saat ini rupiah tampak kembali ke posisi Rp10.940 per dollar.

Tertahannya penurunan rupiah tersebut tidak lepas pula dari kinerja bursa saham lokal yang mulai bergerak menguat sejak kemarin. Hari ini IHSG kembali melanjutkan kenaikan perdagangan kemarin yang sebesar 1.5 persen. Pada pembukaan perdagangan pagi tadi IHSG bertengger di atas level 4000 poin.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting menilai bahwa pergerakan rupiah masih berpotensi untuk melemah. Apabila ada sinyal yang makin jelas bahwa The Fed akan segera mengurangi stimulus, mata uang lokal ini bisa saja kembali mengalami tekanan jual.

Sementara itu untuk memperkuat kebijakan moneter yang dibuat pekan lalu, rapat Dewan Gubernur BI siang ini (29/9) memutuskan menaikkan BI rate sebesar 50 basis poin dari 6,5% menjadi 7%. Dewan Gubernur BI beranggapan tingkat suku bunga ini sesuai untuk mengamankan kestabilan serta mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 2014.

Tekanan dan ketidakpastian perekonomian global ke depan masih relatif tinggi, baik terkait dengan waktu dan besarnya pengurangan stimulus moneter oleh the Fed, penurunan harga komoditas, maupun perlambatan pertumbuhan dunia.

Sehubungan dengan itu, dalam RDG Bulanan tersebut Dewan Gubernur memutuskan menempuh langkah-langkah lanjutan untuk memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dalam pengendalian inflasi, stabilisasi nilai tukar Rupiah, penurunan defisit transaksi berjalan, serta penguatan ketahanan makroekonomi dan stabilisasi sistem keuangan.

Berbagai langkah kebijakan yang ditetapkan Dewan Gubernur BI tersebut disadari akan berdampak pada penurunan kinerja perekonomian dalam jangka pendek, namun diyakini dapat memperkuat kesinambungan perekonomian nasional dalam jangka menengah-panjang.

Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan FKSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan, khususnya dalam pengendalian inflasi, stabilitas nilai tukar Rupiah dan pasar keuangan, penurunan defisit transaksi berjalan dan kesehatan neraca pembayaran, serta penguatan manajemen risiko dan ketahanan sektor keuangan.

Kamis, 01 Agustus 2013

Ekspor dan Impor Nonmigas dari AS Masih Terus Naik

 Ekspor Nonmigas Ke AS Masih Melaju NaikEkspor nonmigas ke negara tujuan AS menurut laporan Biro Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan kinerja yang membaik. Perkembangan itu ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada nilai ekspor ke negara tersebut, dimana pada bulan Mei dapat mencapai nilai 1303.1 juta Dollar AS .

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa pada bulan sebelumnya hanya mencapai nilai 1203.6 juta Dollar AS. Dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami penguatan sebesar + 99.5 juta Dollar AS, atau bertambah sebesar + 8.26 %.

Data paling akhir dari BPS juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Mei secara total mencapai angka 6259.8 juta Dollar AS. Laporan tersebut menunjukkan adanya penguatan sebesar + 117.40 juta Dollar AS atau bertambah sekitar + 1.91 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 6142.4 juta Dollar AS.

Impor nonmigas dari Amerika Serikat mengacu kepada laporan Biro Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan performa meningkat. Perkembangan ini ditunjukkan dengan adanya penguatan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana nilai pada bulan Mei dilaporkan dapat mencapai nilai sekitar 956.8 juta Dollar AS (CIF).

Dilaporkan juga bahwa bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait hanya mencapai nilai 942.3 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada rentang tempo Januari - Mei mengalami kenaikan sebesar + 14.5 juta Dollar AS, atau sekitar + 1.53 %.

Data paling akhir dari Biro Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Mei secara total mencapai angka 3819.2 juta Dollar AS. Nilai itu menunjukkan adanya penurunan sebesar 863.6 juta Dollar AS atau sekitar -18.44 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 4682.8 juta Dollar AS.

Analis ekonomi Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak terangkat sekitar 6.12 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal Januari sampai dengan hari ini, sementara itu kurs BI (jual) Dollar Amerika Serikat dengan rate Bank Indonesia berada pada kisaran Rp. 10329/USD dan kurs BI (beli) sekitar Rp. 10227/USD. Selengkapnya bisa lihat disini.